Kamis, 23 April 2015

Tugas Tingkat Pengangguran di Indonesia

UNIVERSITAS GUNADARMA
Nama : Nani Nurhayati
NPM : 28211355
KELAS : 4EB21
Fakultas Ekonomi, Jurusan Akuntansi
" Tingkat Pengangguran "

Ø  Artikel :
       Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat jumlah pengangguran per-Agustus 2014 sebesar 7,24 juta orang. Sedangkan angkatan kerja yang tercatat mencapai 121,9 juta orang. Angka ini mengalami kenaikan sekitar 90.000 orang dibandingkan posisi Februari 2014, atau ada kenaikan sekitar 1,2%. Namun bila dibandingkan dengan tahun lalu (yoy), angka pengangguran terbaru ini mengalami penurunan sekitar 170.000 orang dibandingkan posisi Agustus tahun lalu atau turun 2,2%. “Dari 121,9 juta orang angkatan kerja, sebesar 7,24 juta belum tertampung oleh pasar kerja,” kata Kepala BPS Suryamin saat jumpa pers di kantor pusat BPS, Jakarta, Rabu (5/11).
       Data Februari 2014 jumlah pengangguran sebesar 7,15 juta orang, jumlah pengangguran terlihat mengalami peningkatan. Meskipun lebih rendah dibandingkan Agustus 2013 yang sebesar 7,41 juta orang. “Angka pengangguran juga dipengaruhi oleh tahun ajaran baru. Ada yang sudah lulus sekolah tapi belum lanjut kuliah dan ada yang sudah lulus kuliah tapi masih mencari pekerjaan,” terang Suryamin.
       Suryamin memaparkan jumlah tenaga kerja Indonesia per Agustus 2014 mencapai 182,99 juta orang. Sementara tingkat pengangguran terbuka mencapai 5,94% dari jumlah penduduk, atau 7,24 juta orang. Dia menambahkan, tingkat pengangguran terbuka (TPT) paling besar adalah mereka lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), Diploma, dan Universitas. Untuk pengangguran lulusan SMK jumlahnya adalah 11,24% dari total jumlah pengangguran. Pengangguran lulusan SMK ini naik tipis dibandingkan posisi Agustus 2013 yang mencapai 11,21%. Sementara penggangguran bertitel Diploma jumlahnya 6,14% dari total pengangguran, naik dari Agustus 2013 5,95%. Pengangguran Sarjana mencapai 5,65% dari total pengangguran, naik dari Agustus 2013 sebesar 5,39%. “Ini dikarenakan ada yang baru tamat sekolah dan ada yang masih mencari kerja,” katanya.
       Dia mengaku heran karena banyak lulusan SMK yang berstatus pengangguran. Pasalnya, dia menilai lulusan SMK harusnya punya kemampuan yang khusus yang dibutuhkan dunia kerja. “Banyak yang kejuruan itu masih pengangguran. Harusnya bisa menjadi catatan pemerintah, bahwa ketika masuk SMK, ada nggak lapangan pekerjaan yang akan menampungnya,” kata Suryamin.
       Sementara itu pengangguran lulusan SD ke bawah hanya sebesar 3,04%. Terus menurun dibandingkan Agustus 2013 yang sebesar 3,44%. Pengangguran lulusan SMP 7,15 atau turun dari periode sebelumnya 7,59%. Suryamin menambahkan penyerapan tenaga kerja di Indonesia masih didominasi kelompok pendidikan rendah.
       Suryamin menyebutkan, kategori pendidikan rendah adalah lulusan Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP). Kemudian tidak lulus SD dan sama sekali tidak sekolah. “Penyerapan tenaga kerja masih didominasi pekerja berpendidikan rendah, sebesar 74,3 juta orang atau 64,83%,” ungkapnya. Dibanding periode yang sama tahun sebelumnya, porsi penyerapannya sedikit menurun. Pada Agustus 2013 dilaporkan, pekerja berpendidikan rendah mencapai 65,95%.
       “Melihat porsinya itu turun dari Agustus 2013,” sebut Suryamin. Sedangkan untuk pekerja dengan pendidikan tinggi, dari Diploma dan Universitas hanya 11,2 juta orang atau 9,79% dari total tenaga kerja. “Agustus 2013 itu sebesar 9,35%, naik sedikit menjadi 9,79%,” imbuhnya. Sisanya adalah lulusan SMA dan SMK yang sebesar 29,1 juta orang atau 25,39% dari total tenaga kerja. (Kartika Runiasari/CN41/SMNetwork).

Ø  Kesimpulan dan saran
  Tingkat pengangguran tidak hanya dipengaruhi oleh kemiskinan, namun tingkat pengangguran terbuka (TPT) paling besar adalah mereka lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), Diploma, dan Universitas. Harusnya lulusan SMK punya kemampuan yang khusus yang dibutuhkan dunia kerja. Dan penyerapan tenaga kerja masih didominasi pekerja berpendidikan rendah.  Ada pun sebab lain diantaranya kurangnya jumlah lapangan pekerjaan, serta masih kurangnya keterampilan dan pengetahuan yang dimiliki oleh masyarakat untuk membuka usahanya sendiri. Untuk mengatasi jumlah pengangguran yang ada di Indonesia adalah dengan memperluas atau menciptakan lapangan pekerjaan, disamping itu peran pemerintah sangat dibutuhkan salah satunya dengan mengadakan pelatihan-pelatihan untuk membantu masyarakat yang berpendidikan rendah agar dapat memperoleh pengetahuan yang bermanfaat untuk membangun jiwa kewirausahaan dan tidak bergantung kepada orang lain. Sedangkan untuk tingkat pengangguran dengan latar pendidikan yang standar ataupun tinggi, selain ditingkatkannya keterampilan, tidak membuang-buang waktu pada saat sekolah dan yang sangat perlu diperhatikan adalah menjauhi rasa malas untuk belajar, mencari, dan menciptakan suatu lapangan pekerjaan yang tidak hanya membantu diri sendiri keluar dari zona pengangguran, namun juga dapat membantu orang lain dengan permasalahan yang sama.


Ø  Sumber :