UNIVERSITAS GUNADARMA
Nama : Nani Nurhayati
NPM : 28211355
KELAS : 4EB21
Fakultas Ekonomi, Jurusan Akuntansi
" Tingkat Pengangguran "
Ø Artikel
:
Badan
Pusat Statistik (BPS) mencatat jumlah pengangguran per-Agustus 2014 sebesar
7,24 juta orang. Sedangkan angkatan kerja yang tercatat mencapai 121,9 juta
orang. Angka ini mengalami kenaikan sekitar 90.000 orang dibandingkan posisi
Februari 2014, atau ada kenaikan sekitar 1,2%. Namun bila dibandingkan dengan tahun
lalu (yoy), angka pengangguran terbaru ini mengalami penurunan sekitar 170.000
orang dibandingkan posisi Agustus tahun lalu atau turun 2,2%. “Dari 121,9 juta
orang angkatan kerja, sebesar 7,24 juta belum tertampung oleh pasar kerja,”
kata Kepala BPS Suryamin saat jumpa pers di kantor pusat BPS, Jakarta, Rabu
(5/11).
Data
Februari 2014 jumlah pengangguran sebesar 7,15 juta orang, jumlah pengangguran
terlihat mengalami peningkatan. Meskipun lebih rendah dibandingkan Agustus 2013
yang sebesar 7,41 juta orang. “Angka pengangguran juga dipengaruhi oleh tahun
ajaran baru. Ada yang sudah lulus sekolah tapi belum lanjut kuliah dan ada yang
sudah lulus kuliah tapi masih mencari pekerjaan,” terang Suryamin.
Suryamin
memaparkan jumlah tenaga kerja Indonesia per Agustus 2014 mencapai 182,99 juta
orang. Sementara tingkat pengangguran terbuka mencapai 5,94% dari jumlah
penduduk, atau 7,24 juta orang. Dia menambahkan, tingkat pengangguran terbuka
(TPT) paling besar adalah mereka lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK),
Diploma, dan Universitas. Untuk pengangguran lulusan SMK jumlahnya adalah
11,24% dari total jumlah pengangguran. Pengangguran lulusan SMK ini naik tipis
dibandingkan posisi Agustus 2013 yang mencapai 11,21%. Sementara penggangguran
bertitel Diploma jumlahnya 6,14% dari total pengangguran, naik dari Agustus
2013 5,95%. Pengangguran Sarjana mencapai 5,65% dari total pengangguran, naik
dari Agustus 2013 sebesar 5,39%. “Ini dikarenakan ada yang baru tamat sekolah
dan ada yang masih mencari kerja,” katanya.
Dia
mengaku heran karena banyak lulusan SMK yang berstatus pengangguran. Pasalnya,
dia menilai lulusan SMK harusnya punya kemampuan yang khusus yang dibutuhkan
dunia kerja. “Banyak yang kejuruan itu masih pengangguran. Harusnya bisa
menjadi catatan pemerintah, bahwa ketika masuk SMK, ada nggak lapangan
pekerjaan yang akan menampungnya,” kata Suryamin.
Sementara
itu pengangguran lulusan SD ke bawah hanya sebesar 3,04%. Terus menurun
dibandingkan Agustus 2013 yang sebesar 3,44%. Pengangguran lulusan SMP 7,15 atau
turun dari periode sebelumnya 7,59%. Suryamin menambahkan penyerapan tenaga
kerja di Indonesia masih didominasi kelompok pendidikan rendah.
Suryamin
menyebutkan, kategori pendidikan rendah adalah lulusan Sekolah Dasar (SD) dan
Sekolah Menengah Pertama (SMP). Kemudian tidak lulus SD dan sama sekali tidak
sekolah. “Penyerapan tenaga kerja masih didominasi pekerja berpendidikan
rendah, sebesar 74,3 juta orang atau 64,83%,” ungkapnya. Dibanding periode yang
sama tahun sebelumnya, porsi penyerapannya sedikit menurun. Pada Agustus 2013
dilaporkan, pekerja berpendidikan rendah mencapai 65,95%.
“Melihat
porsinya itu turun dari Agustus 2013,” sebut Suryamin. Sedangkan untuk pekerja
dengan pendidikan tinggi, dari Diploma dan Universitas hanya 11,2 juta orang
atau 9,79% dari total tenaga kerja. “Agustus 2013 itu sebesar 9,35%, naik
sedikit menjadi 9,79%,” imbuhnya. Sisanya adalah lulusan SMA dan SMK yang
sebesar 29,1 juta orang atau 25,39% dari total tenaga kerja. (Kartika
Runiasari/CN41/SMNetwork).
Ø Kesimpulan
dan saran
Tingkat pengangguran tidak hanya
dipengaruhi oleh kemiskinan, namun tingkat pengangguran terbuka (TPT) paling
besar adalah mereka lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), Diploma, dan
Universitas. Harusnya lulusan SMK punya kemampuan yang khusus yang dibutuhkan
dunia kerja. Dan penyerapan tenaga kerja masih didominasi pekerja berpendidikan
rendah. Ada pun sebab lain diantaranya kurangnya
jumlah lapangan pekerjaan, serta masih kurangnya keterampilan dan pengetahuan yang
dimiliki oleh masyarakat untuk membuka usahanya sendiri. Untuk mengatasi jumlah
pengangguran yang ada di Indonesia adalah dengan memperluas atau menciptakan
lapangan pekerjaan, disamping itu peran pemerintah sangat dibutuhkan salah
satunya dengan mengadakan pelatihan-pelatihan untuk membantu masyarakat yang
berpendidikan rendah agar dapat memperoleh pengetahuan yang bermanfaat untuk
membangun jiwa kewirausahaan dan tidak bergantung kepada orang lain. Sedangkan untuk
tingkat pengangguran dengan latar pendidikan yang standar ataupun tinggi,
selain ditingkatkannya keterampilan, tidak membuang-buang waktu pada saat
sekolah dan yang sangat perlu diperhatikan adalah menjauhi rasa malas untuk
belajar, mencari, dan menciptakan suatu lapangan pekerjaan yang tidak hanya
membantu diri sendiri keluar dari zona pengangguran, namun juga dapat membantu
orang lain dengan permasalahan yang sama.
Ø Sumber
: